Meskipun keberadaan makhluk hidup di dunia ini sudah amat sangat lama, sandi genetik ini baru dapat dipecahkan misterinya di penghujung abad ke-20 tepatnya tahun 1961. Diawali dengan penemuan struktur DNA oleh dua ilmuwan jenius James Watson dan Francis Crick, George Gamow kemudian membuat postulat kode 3-huruf (kodon), yang dibuktikan dengan eksperimen Crick, Brenner et al. Selanjutnya Marshall Nirenberg dan Heinrich J. Matthaei menemukan kodon pertama yaitu UUU yang menyandikan phenylalanine, diikuti oleh penemuan kodon AAA yang menyandikan lysine, CCC menyandikan proline. Nirenberg dan Philip Leder kemudian berhasil memecahkan 54 dari 64 kodon, sedangkan sisanya berhasil dipecahkan oleh Har Gobind Khorana. Karena jasanya ini, Khorana, Holley dan Nirenberg menerima Hadiah Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran di tahun 1968.
Pada prosesnya di dalam sel, terjadi proses transkripsi yaitu sintesis RNA dengan DNA sebagai cetakannya. RNA yang membawa sandi alias pesan yang sama dengan resep pada DNA ini kemudian bertindak sebagai cetakan untuk sintesis protein. Setiap kodon mengkodekan 1 asam amino. Karena jenis basa DNA ada 4 (A, G, C dan T), maka kombinasi 3 basa memiliki 43 atau 64 kemungkinan.
Sementara itu jumlah asam amino penyusun protein diketahui hanya 20 saja (dengan beberapa tambahan asam amino yang jarang). Dengan demikian berarti ada asam amino yang dikodekan oleh lebih dari satu kodon. Untuk mempermudah melihat kode genetik, berikut ini adalah grafik kode genetik yang diperoleh dari Wikipedia sebagai acuan.
Dengan dipecahkannya misteri kode genetik, kini kita bisa mengetahui protein apa yang dihasilkan suatu gen tanpa harus menganalisa proteinnya secara langsung, cukup dengan bantuan komputer dan software Bioinformatika, urutan basa DNA bisa diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein. Dengan kode genetik pula kita dapat lebih memahami proses-proses yang terjadi dalam sel makhluk hidup.
Sumber : http://sciencebiotech.net/kode-genetik-sandi-tiga-huruf/#more-1828
Komentar :
Penemuan ini sangat berguna menurut saya. Karena dengan terpecahnya misteri kode genetik ini, kita bisa mengetahui protein apa saja yang dihasilkan oleh suatu gen tanpa harus menganalisa proteinnya secara langsung, sehingga lebih praktis. Walaupun mungkin biayanya lebih mahal dalam segi waktu proses ini terhitung lebih efisien.
Artikel yg sangat menarik, penelitian sarjana saya mengenai bioinformatika terutama dalam desain molekul obat dan hingga saat ini saya masih menggeluti bidang ini.. Silakan mampir ke blog saya untuk berbagi ilmu.. http://abi-ghifari.blogspot.com
BalasHapus